Ahok Jengkel Dianggap Kecentilan Oleh Irena
Jakarta. 60Detik - Irena adalah saksi pelapor di kasus ini. Menggunakan jilbab cokelat, dia menjelaskan berbagai pertanyaan majelis hakim ihwal mengapa dirinya melaporkan Ahok. Nah, ketika hakim meminta penjelasan soal asal terjemahan Al Quran yang dimiliki Irena, peristiwa unik terjadi. Entah karena geram, tiba-tiba saja Irena bersemangat menjawab pertanyaan hakim sambil menunjuk-nunjuk ke arah Ahok yang duduk di barisan pengacaranya. "Terjemahan Al Quran dari Cordoba dan Departemen Agama," ujar Irena sambil menunjuk-nunjuk Ahok.
Sontak, bahasa tubuh saksi pelapor ditegur hakim. Irena diperingatkan menjawab pertanyaan tanpa menunjuk-nunjuk. "Nggak usah tunjuk-tunjuk ya, Bu. Saya cuma tanya," kata hakim kepada Irena di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. Teguran yang sempat disambut gelak tawa hadirin itu pun dipatuhui Irena, dia tidak lagi menunjuk-nunjuk Ahok saat memberikan keterangannya.
Hakim kembali bertanya soal arti "auliya" dalam surat Al Maidah ayat 51. "Saya tahu di sini ada ahli tafsir, (berdasarkan terjemahan) 'auliya' bisa sebagai sahabat atau pemimpin. Tapi ini tidak mengubah makna," kata Irena. Ternyata, ketenangan pemberian kesaksian Irena tidak bertahan lama. Sang saksi, kembali melakukan perbuatan yang mencuri perhatian persidangan. Setelah menunjuk-nunjuk Ahok, Irena bilang Ahok kecentilan.
Pernyataan khas betawi yang dilontarkan Irena itu merupakan reaksi atas pertanyaan kuasa hukum Ahok yang mengaku heran mengapa kliennya bisa mengatakan sesuatu yang bukan kapasitasnya, namun Irena tidak berusaha mengkonfirmasi pertanyaan tersebut kepada Ahok secara langsung. "Saya tidak mau digiring dengan pertanyaan kuasa hukum. Apa yang dilakukan Ahok ini bisa dikatakan sebagai penodaan agama. Ini sebagai sikap 'kecentilan' Ahok yang bukan lslam tetapi malah bicara kitab suci Al-Qur'an," jelasnya.
Maksud Irena, seharusnya Ahok saat itu cukup datang ke Kepulauan Seribu dan melakukan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. Bukannya menyinggung Al-Quran yang bisa mendapat reaksi dari umat Islam. Bahkan, Irene berusaha membalik pertanyaan kuasa hukum yang dilemparkan kepada dirinya.
"Seandainya kondisi saya balik. Misalnya ada umat Islam menggunakan Bible dan mengatakan jangan mau dibohongi Bible, apakah Anda akan tersinggung," kata Irena. "Apa yang dilakukan oleh Ahok bukan wewenang dia," tegasnya.
Singkat cerita, kesaksian Irena yang berdurasi sekitar tiga jam itu terus melancarkan serangan terhadap Ahok. Pelapor yang mengatasnamakan "Umat Islam Dunia" itu juga menyampaikan tindakan Ahok di Kepulauan Seribu kala itu adalah bagian kampanye terselubung. Perdebatan pun terjadi saat itu. Kuasa hukum Ahok mempertanyakan soal kampanye terselubung yang dimaksud Irena.
"Memang Pak Ahok menyampaikan visi-misi?" kata kuasa hukum Ahok kepada Irena. Sementara, menurut Irena, saat berbicara di hadapan warga Pulau Pramuka, Ahok mulai mengeluarkan kata-kata "pilih saya". "Bagi saya, itu sudah terwakili dari ungkapan 'pilih saya'," kata Irena.
Kesaksian Irena selama tiga jam itu mampu menyulut kekesalan Ahok. Eks bupati Belitung Timur itu jengkel. Saat menyampaikan tanggapannya, Ahok menilai pernyataan Irena salah. Dia membantah keras melakukan kampanye terselubung. "Saya keberatan dengan (pernyataan) 'pilih saya'. Saudara fitnah, tak ada satu kalimat pun (ajakan 'pilih saya'). Saudara saksi palsu," tegas Ahok.
Pun demikian dengan salah satu pengacara Ahok, Humphrey R Djemat. Dia justru siap mempolisikan Irena atas kesaksiannya itu. Baginya, Irena telah memberikan kesaksian palsu dan dengan sengaja memfitnah Ahok di ruang sidang.
"Kami akan laporkan dia (Irena) karena sidang sudah mau masuk taraf akhir. Besok (hari ini) kami akan laporkan di ke Polda Metro Jaya," ujar Humphrey di luar ruang sidang, kemarin.
Dalam kesaksiannya, selain menunjuk-nunjuk Ahok, menyebut kecentilan, dan menuding Ahok berkampanye, Irena juga mengatakan, selama menjabat Ahok memang telah memberikan banyak bantuan untuk pembangunan masjid. Namun, pada nyatanya, Ahok juga merobohkan salah satu Masjid di Jakarta. "Saya bisa katakan bahwa semua keterangan itu tidak benar. Keterangan tersebut bersifat palsu dan fitnah," tegas Humphrey. Irena juga mengungkapkan bahwa Ahok melarang kawasan Monumen Nasional dijadikan tempat kegiatan keagamaan. Namun, Ahok justru memperbolehkan untuk kegiatan paskah umat kristiani.
"Pak Ahok bilang kan langsung, bahwa dia tidak memperbolehkan kegiatan dari mana pun. Karena sesuai peraturan Monas itu hanya diperbolehkan untuk acara kenegaraan," kata Humphrey.
Sidang Ahok kemarin berlangsung di Auditorium Kementan, kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Empat kesaksian diberikan lebih dari 12 jam. Hingga jam sepuluh malam, kesaksian masih berlangsung. Mereka yang dimintai kesaksiannya adalah Pedri Kasman, Irene Handono, Willyuddin Abdul Rasyid Dhani, dan Muhammad Burhanudin.(Rmol)
Subscribe via Email
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Ahok Jengkel Dianggap Kecentilan Oleh Irena"
Posting Komentar